Menumbuhkan Minat Baca Siswa

Kegiatan membaca menjadi penting dalam rangka transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Melalui membaca seseorang belajar. Dengan membaca seseorang akan memiliki pilihan atau kemungkinan untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Hal apa saja yang mempengaruhi terhadap kualitas suatu bangsa ?
Salah satunya adalah pendidikan. Pendidikan dapat berlangsung seumur hidup. Dalam konteks pendidikan, tentu tidak dapat kita lepaskan dari membaca dan belajar. Siswa adalah pemuda yang merupakan ujung tombak masa depan bangsa. Apa jadinya jika mereka kini enggan belajar dan malas membaca.
Perhatian pemerintah terhadap pentingnya minat baca dan minat belajar, antara lain tampak pada dicanangkannya Bulan Buku Nasional pada bulan Mei 1995. Bentuk perhatian itu tampak pada penekanan pentingnya pembinaan minat baca, kegemaran belajar, dan pengembangan kreativitas generasi muda. Di era reformasi ini seharusnya pembinaan minat baca dan minat belajar lebih ditingkatkan lagi serta dijadikan gerakan nasional yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
Setiap individu terutama seorang pelajar semestinya menyadari pentingnya pembudayaan gemar membaca, dan gemar belajar. Idealnya kesadaran itu diwujudkan dalam bentuk perilaku nyata sehari-hari di lingkungan sekolah khususnya dan di lingkungan masyarakat pada umumnya. Melalui kegiatan membaca di perpustakaan, membaca di waktu senggang dan sejenisnya.
Budaya membaca, sudah sangat tua umurnya. Di Yunani filsuf yang terkenal seperti Aristoteles, Socrates, dan Plato sangat menganjurkan murid-muridnya untuk rajin membaca. Menurut mereka, dengan banyak membaca, orang akan memiliki kemampuan berbicara yang sistematis dan logis dengan alur pikiran yang runtut.

Berbagai langkah perlu ditempuh seorang pendidik dan orang tua untuk mempertahankan dan menumbuhkan minat baca di kalangan siswa.

Minat Baca Spontan dan Terpola

Minat baca adalah keinginan dan kemauan yang kuat untuk selalu membaca setiap ada kesempatan atau selalu mencari kesempatan untuk membaca.
Ciri-ciri orang yang memiliki minat baca tinggi antara lain :
– memanfaatkan waktu luang untuk membaca,
– suka mencari waktu dan kesempatan untuk membaca,
– senantiasa berkeinginan membaca,
– melakukan kegiatan membaca dengan senang hati.

Peningkatan minat baca perlu dilakukan secara terus menerus dengan selalu berupaya meningkatkan keterampilan membaca secara memadai.
Membaca merupakan suatu pengalaman yang memungkinkan terjadinya peristiwa belajar pada diri seseorang. Melalui membaca seseorang memperoleh fakta, konsep, prinsip, dan lainnya tanpa dibatasi ruang dan waktu. Kegiatan membaca juga dapat dilakukan hampir di setiap saat. Selain itu dengan membaca kita tidak harus melakukan pengamatan secara langsung pada obyek tertentu (dalam beberapa hal).
Bertolak dari membaca, kita dapat berdiskusi mengenai hal yang harus dipecahkan. Penumbuhan dan pemeliharaan minat baca diharapkan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar seseorang. Sebaliknya, dengan minat belajar yang tinggi diharapkan dapat menumbuhkan budaya baca.

Dalam psikologi belajar disebutkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku. Belajar bukan hasil melainkan proses terus-menerus yang dilakukan secara sadar. Proses yang dimaksud di sini adalah proses dari tidak tahu menjadi tahu atau lebih tahu tentang sesuatu, dari tidak terampil menjadi terampil, dan dari tidak sopan menjadi sopan.
Guru perlu memotivasi siswanya untuk membaca. Untuk itu guru perlu membimbing atau memberi latihan khusus membaca cepat dan membaca pemahaman. Dengan demikian mereka tidak akan canggung dengan tuntutan belajar di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Menurut Gane (Badawi, 1995) minat baca dibagi menjadi 2 yaitu minat baca spontan dan minat baca terpola. Minat baca spontan adalah minat baca yang tumbuh dari motivasi si pembaca atau siswa. Minat baca terpola berlangsung dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Menurut Dowston dan Bamman (Nurlaili, 1992), faktor yang mempengaruhi minat baca antara lain :
– terpenuhinya kebutuhan dasar lewat bahan bacaan,
– kepuasan dan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya,
– tersedianya buku bacaan yang memadai; jumlah dan ragam bacaan yang disenangi.
– tersedianya perpustakaan baik formal maupun non formal,
– peran kurikulum yang memberikan kesempatan membaca secara periodik di perpustakaan,
– saran-saran teman sebagai faktor eksternal,
– kemampuan guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar.

Upaya untuk menumbuhkan dan memelihara minat baca spontan pada siswa, dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain :
– Tanamkan dalam diri siswa suatu keyakinan dan komitmen bahwa melalui membaca akan memperoleh banyak keuntungan seperti bertambah wawasan, semakin arif, dan bertambah ilmu pengetahuan.
– Ciptakan keadaan sosial dan fisik yang mendukung terpeliharanya minat baca.
– Ciptakan suatu tantangan yang dapat mendorong dan menuntut siswa untuk membaca.
– Sediakan waktu dan bahan bacaan yang memadai dan menarik.
– Ciptakan suasana nyaman dan jauh dari kebisingan.

Selanjutnya pengembangan minat baca siswa yang dilaksanakan secara terpola, yaitu dintregrasikan dengan kegiatan belajar mengajar dan atau kegiatan di perpustakaan sekolah. Untuk itu guru mata pelajaran dan pustakawan perlu memotivasi siswa, agar mereka berminat melakukan kegiatan membaca buku (pustaka). Dengan pengembangkan minat baca terpola, siswa akan lebih termotivasi ke perpustakaan untuk membaca dalam rangka belajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar upaya untuk menumbuhkan dan memelihara minat baca siswa dapat dilakukan guru dengan beberapa cara seperti menggunakan metode inquari perpustakaan, tugas membuat kliping, tugas membuat laporan hasil bacaan, dan sebagainya. Guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran di kelas, harus mempu mendorong dan mengembangkan minat baca siswanya. Usaha guru untuk mengembangkan minat baca siswa yang dilakukan secara terpola, yaitu diintegrasikan dengan kegiatan belajar mengajar di kelas atau di perpustakaan sekolah, dapat ditempuh dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :
– Mengidentifikasi Standar kompetensi dan Kompetensi dasar dalam silabus. Langkah ini ditempuh dengan maksud untuk menentukan Standar kompetensi dan Kompetensi dasar yang kegiatan belajarnya dapat diintegrasikan dengan penyelenggaraan perpustakaan sekolah.
– Mengidentifikasi koleksi pustaka yang menunjang proses pembelajaran Standar kompetensi dan Kompetensi dasar yang telah ditemukan.
– Menyusun jadwal, kegiatan, dan deskripsi tugas siswa (individu maupun kelompok) yang dilaksanakan di perpustakaan bersama-sama antara guru mata pelajaran dan pustakawan.
– Mengkoordinasikan program dengan wakil kepala sekolah urusan kurikulum.
– Menetapkan jadwal yang telah dibuat.
– Membimbing siswa tentang teknik membaca pemahaman yang efektif dan efisien.

Tahapan kegiatan yang telah terjadwal, dilaksanakan di perpustakaan sekolah. Pemilihan perpustakaan sebagai tempat pembelajaran, terkandung maksud agar siswa menjadi terbiasa untuk selalu memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar dan tempat belajar.
Keberhasilan membudayakan minat baca dan minat belajar terhadap seseorang, sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal, antara lain :
– Rasa ingin tahu yang tinggi atas fakta, teori, prinsif, pengetahuan, informasi, dan lainnya.
– Keadaan lingkungan fisik yang memadai. Dalam arti tersedianya bahan bacaan yang menarik dan berkualitas.
– Kondisi lingkungan sosial kondusif. Dalam arti adanya iklim yang selalu memanfaatkan waktu luang untuk membaca.
– Rasa haus informasi, selalu membutuhkan informasi aktual.
– Berprinsip hidup, bahwa membaca adalah kebutuhan rohani.

Membangun Perpustakaan Sekolah

Menumbuhkan minat baca siswa bukanlah hal yang mudah. Salah satu usaha yang dapat dilakukan melalui perpustakaan sekolah. Siswa akan tertarik mengunjungi perpustakaan sekolah, bila perpustakaan menawarkan hal-hal yang menarik minatnya. Untuk itu perpustakaan harus terlebih dahulu menata dan mempersiapkan dirinya agar benar-benar mampu membangkitkan minat dan membantu siswa dalam mengatasi kesulitan yang dihadapinya.
Penataan dan persiapan yang paling pokok dari suatu perpustakaan sekolah adalah menyediakan buku-buku (pustaka) yang menarik dan lengkap sesuai kebutuhan siswa. Akan lebih menarik lagi, apabila fihak sekolah mampu menyediakan dan menambah koleksinya dengan berbagai media lain, seperti media Audio, Media Visual dan Media Audio-visual, yang dikenal dengan sebutan multimedia.
Adapun perpustakaan multimedia yang dapat dijadikan pelengkap perpustakaan sekolah agar lebih menarik siswa untuk membaca antara lain dapat berupa :

a. Majalah, Surat Kabar, dan Pamplet

Majalah dan surat kabar merupakan koleksi kedua di samping buku. Majalah dan surat kabar dijadikan koleksi perpustakaan karena terbit secara teratur dan memenuhi selera pembaca.
Tentang Pamplet pengertiannya dibatasi sebagai publikasi yang terdiri atas beberapa lembar bahan cetakan, yang berisi tentang masalah umum, keagamaan, sosial ekonomi atau politik.

b. Slide dan Filmstrip

Slide adalah gambar tidak bergerak tunggal, sedangkan filmstrip adalah sejumlah gambar tidak bergergerak pada satu rol film. Untuk menampilkan slide dan filmstrip memerlukan proyektor khusus.
Ada beberapa keuntungan memilih slide dan filmstrip antara lain slide dapat disajikan sesuai kebutuhan, sedangkan filmstrip lebih mudah disimpan. Slide dan filmstrip juga menampilkan gambar lebih terang, lebih jelas dibandingkan dengan gambar pada buku, serta dapat disaksikan oleh sejumlah besar penonton karena diproyeksikan ke layar lebar dan dapat diiringi dengan suara sesuai kebutuhan.

c. Film 8 mm dan 16 mm

Film 8 mm dan 16mm merupakan bagian dari movie-film atau motion picture film. Dibandingkan dengan slide dan film strip, film 8 mm dan 16 mm memiliki beberapa keunggulan yaitu film-film tersebut memproyeksikan gambar-gambar hidup dan dapat langsung berisi suara yang disatukan ke dalam film, sehingga tidak lagi perlu menyetel seperti halnya pada slide atau filmstrip. Film 8 mm dan 16 mm dapat mengandung suatu cerita yang merupakan satu kesatuan yang lebih hidup dan menarik. Film 8 mm dan 16 mm dapat diproduksi sendiri dengan movie camera.

d. Microform

Microform merupakan transitorisasi dari halaman-halaman buku, artinya halaman yang terdapat pada buku dibuatkan dalam bentuk micro, sehingga satu buku dapat dapat dibuat hanya dalam satu lembar microform.
Keuntungan microform tulisan dapat diperbesarkan 10 – 210 kali, menghemat tempat, harganya murah, dapat menyimpan buku-buku lama yang halamannya telah rusak. Ada 4 macam microform yaitu microfilm, microfiche, kartu micro-opaque, dan kartu aperture

e. Bahan-Bahan Rekaman

Bahan-bahan rekaman yang dapat dijadikan koleksi perpustakaan dapat berupa Piringan hitam, Kaset, Tape, dan CD untuk menyajikan musik, cerita, pidato-pidato, laporan dan lain-lain.

f. Televisi

Produksi program televisi ini dapat berupa life show atau program yang direkam terlebih dahulu (Video record). Perkembangan terbaru dalam penyampaian program televisi ini adalah cable television dan videodisc. Videodisc mempunyai banyak kelebihan seperti dapat diproduksi besar-besaran, lebih mudah dan murah, mudah dioperasikan, dan serta dapat memuat informasi yang lebih banyak.

g. Internet.

Untuk dapat menggunakan internet dibutuhkan perangkat computer yang dihubungkan dengan perangkat modem dan telepon, untuk mengakses informasi antar network. Informasi yang dapat diakses melalui internet lebih bervariasi dan dapat dipilih sesuai kebutuhan. Melalui internet ini kita dapat mengirim atau menerima e-mail.
Dengan kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh perpustakaan sekolah, diharapkan akan lebih menarik siswa untuk memanfaatkan jasa perpustakaan sebagai sumber belajar dan tempat belajar yang memadai yang akan meningkatkan minat baca dan belajar siswa.

Peranan Pustakawan

Persiapan lain yang tak kalah pentingnya ialah pustakawan itu sendiri. Pustakawan yang dapat mengelola perpustakaan dengan baik, akan menimbulkan minat siswa untuk mengunjungi perpustakaan.
Ciri-ciri pustakawan yang baik, antara lain :
– mencintai pada profesinya
– memiliki motivasi untuk menambah wawasan
– memiliki kemauan untuk membantu siswa
– memiliki kreativitas yang tinggi.
– Bersikap ramah, penuh pengabdian.

Disamping cara tersebut di atas, untuk menarik minat siswa mengunjungi perpustakaan dapat juga dilakukan dengan memanfaatkan kegiatan masa orientasi siswa di awal tahun pelajaran untuk memperkenalkan perpustakaan kepada siswa kelas VII baru, tentang apa manfaat dan bagaimana cara menggunakan perpustakaan sekolah. Program ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran bahwa perpustakaan sebagai tempat membaca, meminjam, dan mencari buku.
Upaya lain yang tak kalah penting untuk menarik siswa datang di perpustakaan adalah kerjasama antara guru dan pustakawan.
Cara ini dapat dilakukan dengan kegiatan wajib kunjung perpustakaan dan pelajaran dengan menggunakan perpustakaan. Artinya, pada jam belajar guru dapat membawa siswanya ke perpustakaan untuk mencari informasi langsung dari buku-buku ataupun media audio-visual yang tersedia di perpustakaan.

Perpustakaan sekolah juga harus menyediakan dan mengatur ruang baca dengan rapih, terang, nyaman dan menyenangkan. Perpustakaan sekolah juga mempunyai peran yang besar dalam dalam meningkatkan aktivitas siswa guna mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Wofford (Blubu, 1991), Perpustakaan sekolah merupakan bagian yang integral dari suatu program sekolah. Perpustakaan sekolah bersama dengan unsur-unsur pendidikan lainnya turut menentukan keberhasilan program pendidikan dalam proses belajar mengajar. Perpustakaan sekolah mampu menghidupkan pengajaran yang diprogramkan guru, serta memungkinkan siswa mencari informasi secara aktif. Dengan begitu, siswa tidak hanya memperoleh materi pelajaran yang diberikan guru di kelas, tetapi secara kritis menjaring dan mengolah informasi yang diterimanya di perpustakaan. juga merupakan sarana mempersiapkan diri untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan bekal untuk mampu memecahkan masalah yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Fungi dan peranan perpustakaan sekolah ialah :
– sebagai pusat kegiatan belajar,
– membantu siswa memperjelas dan memperluas pengetahuannya tentang suatu pelajaran di kelas dengan mengadakan penelitian / riset di perpustakaan,
– mengembangkan minat, kemampuan, dan kebiasaan membaca yang menuju kebiasaan belajar mandiri,
– membantu siswa untuk mengembangkan bakat, minat, dan kegemarannya,
– membiasakan siswa untuk mencari informasi di perpustakaan,
– memperluas kesempatan belajar bagi siswa,
– menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif
– merupakan tempat memperoleh bahan bacaan yang bersifat rekreasi melalui buku-buku fiksi.

Tidak dapat dipungkiri bahwa timbulnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berkembangnya cabang ilmu pengetahuan antara lain jasa perpustakaan sebagai sumber informasi.
Oleh karena itu perlu ditanamkan sejak dini, kesadaran untuk mencintai buku, gemar membaca, dan belajar, karena akan meningkatkan cara berfikir kreatif yang sangat berpengaruh pada pengembangan kreativitas seseorang.

Kesimpulan

Minat baca dan minat belajar, harus dikembangkan dan dibudayakan oleh seluruh anggota masyarakat. Rendahnya minat belajar dapat dilihat dari tinggi rendahnya minat baca dari orang tersebut. Di lingkungan sekolah, membudayakan minat baca pada siswa dapat dilakukan dengan membangkitan minat minat baca terpola dengan mengintegrasikan kedalam proses kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dengan baik.
Semua unsur sekolah harus memiliki komitmen yang tinggi untuk meningkatkan minat baca dan minat belajar siswanya, agar siswa dapat berhasil dalam pendidikan. Mengembangkan minat baca di lingkungan sekolah juga dapat dilakukan dengan meningkatkan sarana, prasarana dan pengelolaan perpustakaan. Perpustakaan sekolah harus menarik dan memadai serta apabila memungkinkan dilengkapi dengan multimedia, sehingga siswa akan tertarik datang ke perpustakaan untuk membaca dalam rangka belajar.

Saran

Menyadari pentingnya peningkatan minat baca dan minat belajar yang tinggi, maka penyusun menghimbau kepada semua fihak akan hal-hal sebagai berikut :
– Pemerintah dan semua unsur yang terkait dalam bidang pendidikan, terutama guru harus menggalakan minat baca dan minat belajar siswa secara terprogram dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
– Pemerintah dan Sekolah menyediakan perpustakaan sekolah yang benar-benar mampu memberikan informasi yang dibutuhkan siswa, dan mengangkat pustakawan untuk melayani perpustakaan sekolah.
– Sekolah membangun perpustakaan dengan fasilitas yang menarik dan memadai untuk mencukupi kebutuhan informasi bagi siswa di lingkungan sekolah.
– Guru mengembangkan minat baca dan minat belajar spontan dan minat belajar terpola melalui kegiatan belajar yang direncanakan.
– Siswa memanfaatkan waktu luang untuk membaca dan belajar serta memanfaatkan jasa perpustakaan sekolah.

2 responses to “Menumbuhkan Minat Baca Siswa

  1. Artikel menarik..blognya juga keren..
    Saya juga punya artikel tentang dunia anak-anak di blog saya..
    Ada juga :
    1. Tips parenting
    2. Pendidikan kreatif anak
    3. Dongeng pendidikan..
    4. Lagu anak
    5. D l l
    Semua ada di http://lagu2anak.blogspot.com
    Salam kenal dari Kak Zepe
    Mari bertukar link.. ?

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.